Dua hari yang lalu, saya pergi menuju yang tempat yang disebut Kambangan, tempat yang cukup tinggi dan kami pergi dengan satu bus isi 24 orang. Begitulah rasanya terombang – ambing oleh bapak supir. Karena selain, kami juga melewati jalanan yang cukup berantakan walaupun tidak lebih berantakan dari kamar kos saya yang sudah saya tinggal selama tiga bulan ini.

Karena sumpek dan tidak tahu harus berbuat apa akhirnya saya selama perjalanan hanya bisa tidur sekalipun saya sadar saya tidak benar – benar tidur tapi setidaknya mata dan pikiran sudah lebih mudah beristirahat dan bahagia karena bertemu dalam mimpi dengan seseorang yang sedang saya rindukan, belum bisa ketemu di dunia nyata jadi ketemu dalam alam bawah sadar saja. Saya senang. Sekalipun saya sudah lupa ceritanya seperti apa tapi saya senang. Segera bertemu ya.

Turun dari bis dan mulai melihat sekeliling, rasanya saya sudah berada di puncak salah satu gunung, padahal saya hanya berada di sebuah bukit tapi gunung, sawah. matahari dan perpohonan terlihat sangat dekat dengan mata saya. Tuhan memang keren.

Rencana kepergian ini bukan sekedar main atau iseng tapi sedang melakukan suatu pembenahan diri hingga akhirnya semua hp kami disita, dengan tujuan agar tidak menjadi masyarakat virtual yang sibuk dunia maya dan tidak merasakan indahnya dunia nyata.

dua hari tanpa hp, awalnya cukup membuat saya resah tapi ternyata bisa melewati itu tanpa ada perasaan yang kesal karena saya percaya Tuhan akan menjaga orang – orang yang jauh dari saya sehingga saya tidak perlu menanyakan kabarnya setiap waktu.

senja, ya akhir – akhir ini banyak yang mengingatkan saya pada kata itu.
meskipun sudah seminggu lebih saya tidak mencari senja, karena memang sulit untuk mencari tempat menarik di kota kecil nan penuh dengan kehangatan ini.

tapi waktu saya berada disana tanpa hp, saya bisa melihat senja begitu indahnya
memang benar ya, penikmat senja tidak benar – benar bisa menikmatinya jika mereka hanya fokus mengambil gambar, sekalipun saya tidak memiliki foto moment itu , namun mata saya sudah mampu menangkap keindahannya bersama dengan angin sepoi – sepoi

senja selalu membuatku terpesona meskipun dia bisa pergi begitu saja
senja selalu tahu bagaimana cara dia berpamitan
senja, ia tanpa pernah benar – benar hilang, dia pergi tapi besok dia pasti kembali
senja selalu memberikan yang terbaik saat awan mencoba menutupinya
senja mengingatkan saya bahwa malam lebih romantis dari pada sore
senja membuat saya tahu bahwa siang memang membuat kita panas tapi tanpanya kita tidak bisa melihat bahwa awan itu indah, jika ia bersama matahari
saya akan selalu menunggumu setiap sore, untuk menemani saya mengucapkan syukur kepada Tuhan atas hari yang dia berikan.

penikmat senja tapi bukan penikmat kopi tapi penggemar cokelat

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Berkarya, ciptakan karya

Thu Sep 13 , 2018
Tuhan menciptakan manusia, special iya kita berbeda, kita beragam, kita unik Tuhan membuat manusia bukan atas dasar ” ketidaksengajaan ” tapi tujuan Saya dan kamu […]