Kembali ke perantauan bersama dengan tumpukan buku, kertas, dan proker yang sudah siap menjadi kawan di ruang kecil berukuran 3×3 ini, mungkin ini bisa jadi tempat terkecil untuk ditinggalin
akhirnya mulai ramaikan dengan boneka dan foto – foto orang yang saya sayang sehingga sekalipun saya seorang diri di dalam balok ini, ada mereka di samping saya
14 hari menjadi waktu yang cukup singkat tapi juga panjang karena bukanlah waktu cocok untuk menikmati hari bersama orang yang kita sayang, ya keluarga di rumah
jadi inget sebuah film yang saya tonton tahun lalu, ada statement yang menyatakan bahwa ” rumah bukan soal temoatnya tapi orangnya ” suka sekali dengan pernyataan itu
kos saya tidak pernah benar benar menjadi rumah, kalau tidak ada adek kos saya rajin mengetuk pintu hanya untuk menganggu saya dan membangunkan saya atau sekedar menaruh makan di depan pintu kamar saya, mungkin hanya menempel dan mengatakan kalau di pulang kampung karna hanya dua jam untuk sampai kerumah dari kos
atau temen seangkatan saya yang sering menanyakan kapan kamu di kos, bercerita mengenai masalah kita satu sama lain atau sekedar nonton anime yang kadang saya tidak tahu judulnya
atau mbak kos saya yang mengajarkan saya memasak sekalipun dia sedang sibuk mengerjakan coretan dari dosen yang cukup menumpuk di meja
atau adek kos baru saya yang super berisik entah karena lagi galau, atau lagi tertawa bersama bahkan karaokean akbar, lucu ya
atau orang yang ada disebelah kamar saya yang suka mendengar musik super keras yang membuat saya tidak perlu menyalakan musik lagi
dan mbak kos saya yang lain yang mengurus saya ketika saya sakit, memeluk saya ketika saya sedang dalam masa yang mungkin gak enak dalam hidup saya, membelkan saya makan ketika belum dapat kiriman, melakuan hal konyol bersama dan saling berbagi lawakan yang tak seberapa
ya benar rumah bukan soal tempat tapi orangnya
saya tahu Tuhan gak pernah pengen saya sendiri, sekalipun saya sudah terbiasa sendiri tapi memang benar Tuhan selalu kasih rumah buat saya, ya mereka
banyak ruamh yang Tuhan berikan di kota ini, Jogja
jaga rumah itu baik baik ya selama dia masih ada, jangan sia – siain