Hari senin, jadi hari yang kebanyakan orang merasa ” kok udah senin aja”
Percaya atau enggak, dunia konvergensi dan online ini membuat aku dan kamu merasa banyak semuanya jadi cepat dan begitu cepat berlalu.
Senin ini aku merasa sangat produktif bahkan sejak jam 12 malam tadi, bangun ku rapikan kamarku yang super tak tertata karena beberapa hari ini banyak hal ku kerjakan di luar, sampai lupa kalau kamarku harus selalu dirapikan.
Sebenarnya bukannya habis bangun tidur, tapi emang belum tidur aja karena baru mandi sekitar jam 11 malam. Ku rapikan kamarku, niatnya mau lanjut nulis cerita karena lagi coba ikut lomba. Ternyata mata udah mulai ngantuk tepat di jam satu malam.
Bangun pagi – pagi, beres beres kembali menaiki kendaraan super dingin dan melindungiku dari sinar matahari dan polusi, transjogja. Jadi ceritanya adalah dua minggu lalu aku dipinjemin motor jadi gak ada bangun pagi dan naik transjogja selama 14 hari itu. Kemudian, motor itu kemaren sudah kembali kepada pemiliknya, jadi aku mulai kembali kehidupanku yang sebenarnya.
#CeritaHariSenin ini dimulai
Niatnya sambil nunggu transjogja pengen baca novel, novel temanku yang sudah ku pinjam dua tahun dan belum selesai, karena baru baca sampai halaman 26 sedangkan ada ratusan halaman yang belum kesentuh. Maksudnya selesaiin baca terus biar langsung dibalikin. Ternyata di halte, aku diajak cerita sama penjaganya. Kita membahas mengenai pernikahan dini. Intinya dia suruh aku nikah cepat cepat kalau dah punya pasangan. Iya sih emang semuanya serba cepat. Tapi untuk yang satu ini, aku tahu ada masanya, kalau sekarang aku lagi menikmati masa kerja dan menjadi fresh graduate ya udah biarkan itu dulu. Kalau emang udah ada dan emang udah waktu dan sudah siap, pasti masa berumahtangga dan punya akan terjadi. Pernikahan bukan cuma sekedar aku dan kamu bahagia, akan pertimbangan dari sisi ekonomi, psikologi dan keluarga yang mesti di pikiran. Iya sih, kalau sayang sama orang pasti pengennya bareng terus, tapi untuk masa yang ini, gak bisa asal – asalan. Percakapan kita berhenti ketika transjogja yang ku tunggu tiba
Menuju ke kantor, aku kembali berjalan dengan kedua kakiku. Aku melihat seorang ayah dan ibu mengantarkan anaknya sekolah. Tapi, ada yang membuatku terkesima. Kedua orangtuanya buta tapi anaknya normal. Bapak, ibu dan anaknya saling bergandengan tangan sambil mengantarkan anaknya sekolah, mereka jalan kaki. Aku gak tau seberapa jauh sekolahnya. Melihat mereka, aku terharu banget tapi kasian juga. Jadi gitu ya ketika bangun keluarga, harus siap dengan segala yang terjadi mau susah atau senang, selalu bersama.
Karena hubungan yang serius harus dijalani dengan serius.